Selasa, 23 Juni 2015

HAMBANYA ALLOH ATAU HAMBANYA ISLAM ?

          Bismillaahirrohmaanirrohiim
Dengan datangnya bulan suci Romadlon kaum muslimin semakin konsen memperhatikan pada ibadahnya masing - masing.Yang dulu sholatnya belum lengkap berusaha untuk melengkapi,yang biasanya nggak pernah baca Al qur'an pada bulan ini disempatkan untuk membacanya begitu juga yang dihari - hari biasa nggak pernah sholat Tahajud pada bulan ini disempatkan sholat Tahajjud.Hal ini memang merupakan salah satu kelebihan bulan Romadlon dimana pada bulan inilah terkumpul berbagai macam kebaikan dan suasana sangat mendukung untuk hal itu.Sebagaimana disebutkan bahwa pada bulan Romadlon pahala ibadah sunat dihitung seperti pahala ibadah wajib dan pahala ibadah wajib dilipatkan menjadi 70 kali lipat. Sehingga tidak heran jika saudara - saudara kita menggunakan kesempatan tersebut untuk berlomba - lomba memperbanyak ibadahnya .
         
          Namun dubalik itu semua ada suatu keprihatinan bahwa mereka dalam menyambut bulan yang suci ini hanya mengejar kwantitas. Bagaimana caranya agar dibulan suci ini bisa menghatamkan Al qur'an 3 kali,4 kali atau lebih banyak lagi. Mereka lupa bahwa Alloh memerintahkan membaca Al qur'an tentunya bukan hanya sekedar melafadhkannya dengan lisan, tapi lebih dari itu tentunya yang lebih penting tentunya memahami isinya serta mengamalkannya. Juga dalam hal ibadah puasa mereka (termasuk saya sendiri mungkin),menganggap bahwa asal tidak makan tidak minum disiang hari sudah selesai, tanpa menyadari bahwa tujuan uatama ibadah puasa adalah latihan untuk mengendalikan diri, baik dari segi nafsu syahwat egoisme serta ambisi.Dan ini bisa dibuktikan bahwa pada bulan pusa yang seharusnya daya konsumsi masyarakat pada bulan puasa yang seharusnya dikurangi malah nyatanya meningkat tajam. Hal ini disebabkan karna walaupun pada siang hari konsumsi berkurang namun dipindah pada waktu malam hari bahkan mungkin lebih banyak dari hari - hari biasa diluar bulan Romadlon.

           Untuk itulah kiranya sudah saatnya kita tersadar bahwa dalam menyambut bulan suci nan mulia ini sudah selayaknya kita koreksi kembali paradigma kita. Bukan hanya mengejar kwantitas tapi juga memperhatikan kwalitas.Sebab kita tentunya yakin dan paham bahwa ketika Alloh memerintahkan sesuatu tentunya ada maksud dibalik itu, tidak hanya terhenti pada bentuk luar dari suatu perintah tapi hendaklah sampai juga pada hikmah dan tujuan ibadah tersebut. Sehingga kita benar - benar menjadi hamba Alloh bukan hanya menjadi hamba Islam.

Tidak ada komentar: